Berakal tapi Tak Berhati

by 11.48 0 komentar
Kenapa salah itu haram?
Bukankah esok hari aku masih bisa berbenah?
Kenapa aku harus tertahan?
Bukankah setiap hari bagiku adalah pelajaran?
Kenapa aku harus menjadi "pintar"?
Bukankah menjadi diri sendiri itu lebih menyenangkan?
Kenapa aku harus sama seperti mereka?
Sedangkan Tuhan menciptakan keragaman dengan segaja?

Sudahlah, aku memang seperti ini.
Tak apa,..
Andai rezeki-ku ada di tengah hutan sana atau aku harus bekerja dengan bermandikan keringat setiap hari, tak apa! Selama itu sesuai dengan tujuan hidupku nanti.
Jika di sini aku dianggap pecundang, mungkin di sana aku menjadi pemenang.
Aku yakin di sana ada tempat bagiku untuk menjadi diri sendiri.
Tempat dimana bisa kubuang topeng sandiwara ini.

Ayolah, aku sudah lelah!
Aku sudah melewatkan banyak kesempatan menjadi diri sendiri, karena ini!
Akupun sudah jatuh tersungkur hingga tak kuasa melambaikan bendera putih, karena ini!
Sudah, sungguh ku tak ingin lagi dipaksa menjadi orang "pintar".
Karena menjadi "pintar" bukan satu - satunya solusi bagi hidup ini.

Andai dengan menjadi "pintar" saja, Indonesia bisa menjadi negara maju, tentunya aku akan berjuang keras menjadi orang "pintar".
Mana buktinya? Negara ini masih jauh dari kata maju!
Faktapun berbicara bahwa para pejabat kita, orang penting kita, bahkan manusia terpelajar kita adalah orang yang "pintar". Tapi hasilnya???

Negara ini tak pernah menghargai keragaman, itulah mengapa kita tak pernah bisa maju.
Pendidikan seakan penjara bagi para pelajar! Bukan wahana untuk mengembangkan diri.
Tujuan utama pendidikan saat ini bukan lagi untuk menjadikan manusia lebih mulia, melainkan menjadikan manusia seperti "robot",
berakal tapi tak berhati!

Ricky Vidian

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar